Rabu, 02 Maret 2011

berbahayakan kanker serviks itu?

SALAH satu penyakit kanker yang paling banyak menghinggapi kaum wanita. adalah kanker serviks atau kanker leher rahim  atau sering juga disebut kanker mulut rahim. Kanker ini disebabkan oleh infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV juga menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum.
Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan penyakit kanker serviks. Itu pun jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri teratasi oleh sistem kekebalan tubuh. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks.
Fakta menunjukkan jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia. Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks.
Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks.
Temuan
Virus HPV (Human Papiloma Virus) ditemukan oleh Harald zur Hausen dari Jerman. Dengan prestasinya menemukan mekanisme reproduksi virus HPV mengantarkan peneliti ini meraih satu dari tiga penghargaan Nobel bidang Kedokteran tahun 2008.
Dua pakar lainnya penerima penghargaan yang sama saat itu adalah Francoise Barre-Sinoussi dan Luc Montagnier dari Prancis adalah penemu mekanisme virus HIV (human immunodeficiency virus).
Harald zur Hausen, pria kelahiran 11 Maret 1936 di Gelsenkirchen, Jerman. Saat ini menjadi profesor emeritus dan mantan Chairman and Scientific Director, German Cancer Research Center di Heidelberg, Jerman. Peneliti berusia 71 tahun bekerja selama puluhan tahun untuk meneliti penyebab kanker leher rahim. Jenis penyakit kanker ini adalah paling sering terjadi di negara berkembang dan jenis kedua yang paling sering diderita wanita di seluruh dunia.
Sekitar setengah juta kasus baru didiagnosa setiap tahun. Zur Hausen meneliti virus jenis papilloma pada manusia, (HPV) dan mengidentifikasi dua jenis utama yang ditemukan di banyak kasus kanker leher rahim. Temuannya mendorong pengembangan vaksin-vaksin yang dapat melindungi wanita muda agar tidak mendapat kanker rahim.
Penelitiannya itu berlawanan dengan dugaan pada saat itu namun kemudian  terbukti menjadi sebuah terobosan. Sebagaimana diberitakan ANTARA dan BBC, Harold zur Hausen berhasil melawan dogma bahwa human papilloma virus (HPV) adalah penyebab kanker leher rahim, jenis kanker kedua yang paling sering ditemukan pada perempuan.
Hausen berpandangan, HPV-DNA seharusnya dideteksi dengan pencarian secara spesifik karena merupakan virus yang heterogen. Hanya beberapa tipe HPV yang menyebabkan kanker. Hausen bekerja keras membuktikan pandangannya tersebut dengan lebih dari 10 tahun meneliti berbagai tipe HPV.
Dia menemukan tipe HPV 16 yang menyebabkan tumor pada tahun 1983 dan setahun kemudian mengklon HPV 16 dan 18 dari pasien yang terkena kanker. HPV tipe 16 dan 18 secara konsisten ditemukan pada sekitar 70 persen biopsi kanker rahim di seluruh dunia.
Penemuan Hausen memberi landasan kepada karakterisasi sejarah alami infeksi HPV. Penemuan itu juga membuka pemahaman kepada kanker yang disebabkan HPV. Saat ini, HPV sudah dapat dideteksi dengan pap smear sederhana dan telah ada vaksin HPV. Perhatian masyarakat global terhadap HPV sangat besar. Terlebih lagi infeksi HPV ini dengan mudah terjadi melalui hubungan seksual. Virus tersebut juga terdeteksi di 99,7 persen perempuan yang mempunyai sejarah kanker rahim dan berefek kepada 500.000 perempuan per tahun.
Vaksin juga telah dikembangkan dengan perlindungan di atas 95 persen terhadap risiko HPV 16 dan 18. Berkat vaksin tersebut, risiko kanker leher rahim berkurang. Sampai saat ini Tipe HPV digolongkan menjadi tipe ganas dan tidak, yaitu: penggolongan jenis HPV tipe high risk (HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, dan 68) dan low risk.(tipe 6, 11 dan 46).
Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer". Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV.